Rabu, 30 Maret 2011
[KRL] Dimaki tetapi tetap dicari..
Suatu percakapan antara aku dan teman:
Teman : dimana rumahmu?
Aku : Bogor
Teman : setiap hari Jakarta-Bogor PP bawa mobil capek dong
Aku : Enggak, aku naik kereta
Teman : Hah...naik kereta, apa nggak takut tuh....
Aku : (dalam hati tertawa, ha..ha...apa yg ditakutkan dr KRL)
Bagi sebagian orang yg tinggal di Bogor dan bekerja di Jakarta seperti aku ini, KRL sudah bagian dr hidup..(ceile hiperbol banget). Alat transportasi yg utama untuk pergi dan pulang ke/dari Jakarta. Bahkan sampai anak2ku pun sudah terbiasa dengan KRL. dari balita sd menjelang abege sekarang.
Tapi bagi sebagian orang yang belum terbiasa, KRL memang cukup menakutkan...apalagi kalau yg dilihat seperti ini.

Hhmm...kalo cerita ttg 'masalah dan kekurangan' dari KRL nggak ada habisnya. Apalagi bagi para 'Roker". Aku mau cerita tentang 'kelucuan' dan 'ke-enakan'nya naik KRL saja ahh...
1. Dulu jamannya KRL semi ekspress masih berperasi, kereta seharusnya berhenti di stasiun Cawang, entah Masinis ngeremnya terlambat atau rem keretanya agak blong, keretanya 'kebablasan' berhenti setelah stasiun. Akhirnya si masinis jalan mundur agar kereta berhenti di tepat di stasiun. Seorang penumpang nyeletuk, hanya ada di Indonesia nich, kereta jalan mundur.
2. Naik KRL ekonomi saat jam pergi dan pulang kantor kosong?? Apa mungkin, he..he..mungkin saja. Itu terjadi saat Jakarta banjir, mungkin banyak kantor2 yg kebanjiran sehingga pegawainya banyak yg meliburkan diri.
3. Naik KRL Pakuan disaat hari libur, sering kosong (atau penumpang sedikit), so anak2 bisa bergelantungan dan bermain sepuasnya.

